Surabaya Samator


Pemain Surabaya Samator melepaskan smash ke arah pemain Palembang Bank Sumsel dalam lanjutan Sampoerna Hijau Voli Proliga di Lapangan Voli Indoor Jakabaring kemarin. Tuan rumah dipaksa mengakui keunggulan tim tamu dengan skor 1-3. Dengan kemenangan ini, Surabaya Samator memantapkan diri sebagai tim yang tak terkalahkan.

PALEMBANG
(SINDO) – Raihan sempurna yang diperoleh tim Palembang Bank Sumsel kala menundukkan Jakarta P2B, Sabtu (21/2) lalu, seakan lenyap tak berbekas. Bertanding melawan tim favorit juara, Surabaya Samator, tim Palembang Bank Sumsel harus mengakui keperkasaan juara Proliga 2007 itu dengan skor akhir 1-3 (21-25, 15-25, 25-20, 14-25).

Tim asuhan Gugi Gustaman tak mampu meladeni permainan pemain-pemain Samator. Kekalahan tak dapat dihindari meski bermain di hadapan pendukung sendiri yang memadati Gedung Olahraga Dempo, Jakabaring, Palembang. Surabaya Samator yang didominasi pemain Pelatnas, langsung memimpin sejak set pertama. Meski sempat memberi perlawanan, namun smash keras dan terarah pemain Surabaya Samator yang dimotori Ngo Vanh Kieu asal Vietnam, Joni Sugiyatno, Aris Ahmad Risqon, Ayip Rizal, Didi Irwadi, dan Adam, akhirnya Palembang Bank Sumsel menyerah dengan skor 21-25.

Perubahan komposisi pemain dicoba oleh Gugi untuk mengimbangi permainan cepat yang diperagakan anak-anak Surabaya. Namun, hal itu tak banyak membantu. Pasalnya, selain gagal membendung smash dan penempatan bola yang akurat dari pemain lawan, pemain Palembang Bank Sumsel yang dimotori Devine, Win Tu Do, Samaji, Rastoni, Koko Prasetyo, dan Fredy, sering melakukan unforced error. Kondisi ini tentu sangat menguntungkan tim lawan yang tidak perlu bersusah payah mencari tambahan poin. Set kedua ini pun ditutup dengan margin yang cukup jauh 15-25.

Di awal set ketiga, Gugi menarik keluar Devine dan mencoba komposisi pemain lokal. Tempo permainan pun sedikit ditahan. Hasilnya, secara perlahan Palembang berhasil mengimbangi Surabaya. Poin demi poin dikumpulkan oleh anak-anak Palembang dan memenangkan set ketiga dengan skor 25-20.

Sejak awal set keempat, Surabaya langsung tancap gas. Hanya butuh waktu sekitar 15 menit, set ini diakhiri dengan skor 14-25. Dengan kemenangan 3-1 atas Palembang Bank Sumsel ini semakin mengukuhkan Surabaya Samator sebagai tim yang belum terkalahkan pada gelaran Sampoerna Hijau Proliga 2009 hingga seri kelima di Palembang.

Ditemui seusai pertandingan, Pelatih Palembang Bank Sumsel, Gugi Gustaman mengatakan, persiapan yang telah disusun untuk menghadapi Surabaya Samator berantakan karena persoalan nonteknis. Sebelum pertandingan, manajer tim dipanggil dewan hakim pertandingan. Mereka menyatakan pemain dengan nomor punggung 6, Brian Alfianto, tidak bisa mengikuti pertandingan. Pasalnya kostum yang dikenakan Brian serupa tapi tidak sama dengan rekannya yang lain. “Pada bagian belakang kaos Brian tertulis Depati. Padahal, hari ini kaos yang digunakan tim bertuliskanPesirah. Itulah makanya dia (Brian) tidak bisa main, ya otomatis amburadul strategi yang saya susun,” tuturnya.

Meski menyesalkan kondisi ini, namun Gugi tidak bisa berbuat banyak. Mengubah strategi di tengah permainan pun percuma karena pemain pelapis Brian memang tidak disiapkannya secara khusus.

Sementara itu, Kapten Tim Surabaya Samator, Didi Irwadi merasa bersyukur dan cukup puas setelah mengalahkan Palembang Bank Sumsel, apalagi di depan publiknya sendiri. Menurut pemain nomor punggung 8 ini, pemain Surabaya Samator sangat bersemangat jika harus menghadapi tuan rumah. “Seharusnya kami bisa mengalahkan mereka dalam tiga set langsung. Tapi, karena menganggap remeh lawan, akibatnya Bank Sumsel bisa mencuri satu set,” ucapnya.

Didi mengakui, kunci kemenangan timnya karena strategi yang disusun pelatih mereka. Namun, Didi dan juga pemain lainnya tidak bisa menolak jika peran Kieu sangat penting bagi tim. “Di tiap tim pasti ada bintang. Meski demikian, semua pemain sepakat bahwa di Samator, pemain akan selalu bermain untuk kemenangan tim dan bukan untuk dirinya sendiri,” tandasnya. (iwan setiawan)

Posting Komentar