Berita Utama

Sejumlah pihak meragukan jenazah yang tewas di Temanggung adalah Noordin M Top. Jika argumen ini benar, lalu siapakah pemuda yang kabarnya tewas mengenaskan tersebut. Mungkinkah ia adalah Ibrohim?
Pihak pertama yang meragukan kematian Noordin adalah pengamat intelijen Dynno Chressbon. Ia yang mengaku sudah melihat foto asli jenazah itu mengatakan, teroris tidak mirip sama sekali dengan Noordin. Kemiripan jenazah dengan foto yang beredar hanya dari kalung yang dipakai saja.
"Lebih mirip preman pasar daripada Noordin M Top," cetus Dynno.

Senada dengan Dynno, kepala Centre for Violence and Terrorism Singapura, Rohan Gunaratna, bahkan berani menyatakan jenazah tersebut bukanlah Noordin M Top. Ia mengaku mengutip dari sumber yang ikut dalam proses investigasi.

"Dia (Noordin) belum tewas, sesungguhnya tes DNA membuktikan bahwa jasad yang ditemukan bukan Noordin Mohammed Top," kata Rohan seperti dilansir Aljazeera.net.
Sikap pesimis juga datang dari Direktur International Crisis Group (ICG) Sidney Jones. Ia menduga kemungkinan besar jenazah itu bukan Noordin.

"Saya kira kemungkinan besar itu bukan dia (Noordin). Bukannya saya yakin itu bukan dia, tetapi kemungkinan besar bukan," kata Sidney Jones saat dihubungi detikcom, Minggu (9/8/2009).

Setelah adanya berbagai keraguan tersebut, muncul kabar bahwa pria yang tewas di Temanggung adalah Ibrohim, florist di flower shop di Ritz-Carlton. Keberadaan Ibrohim pun saat ini masih gelap. Jika foto jenazah yang beredar di internet benar, maka secara fisik bentuk muka Ibrohim lebih mirip.
Ketika dikonfirmasi, Wakadiv Humas Mabes Polri Sulistyo Ishak tidak bisa memastikan hal ini. Pihaknya masih menunggu hasil tes DNA yang dilakukan penyidik dari Densus 88.

"Kita tidak bisa berbicara kemungkinan dan berandai-andai, semuanya masih menunggu hasil tes DNA," ucapnya saat dihubungi lewat telepon.
Jumat, 14 Agustus 2009 | 09:10 WIB
Laporan wartawan KOMPAS Suhartono

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak ada yang salah jika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berusaha menyenangkan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang telah "menemaninya" selama lima tahun terakhir ini. Mungkin salah satunya terjadi pagi ini di arena sidang paripurna DPR, Jumat (14/8) pagi.



Dalam salah satu bagian pidato kenegaraannya, Presiden sempat mengutip sebuah pepatah Bugis, daerah kelahiran Kalla. Pepatah yang dikutip Presiden adalah

"Pada hakikatnya setiap bangsa memiliki cita-cita dan visi strategisnya. Cita-cita ini tidak datang dari langit, tetapi mesti kita raih dengan perjuangan dan kerja keras sebagaimana pepatah Bugis mengatakan 'Resopa temangingi namalomo naletei pammase dewata' yang artinya 'Perjuangan dan kerja keras yang terus menerus akan mendapat ridho Tuhan yang maha Kuasa'," demikian presiden mengutip pepatah Bugis itu.

Presiden melanjutkan, bangsa Indonesia ingin mewariskan Indonesia kepada anak cucu Indonesia dalam kondisi yang lebih maju lebih bermartabat dan lebih sejahtera.

Apakah pepatah Bugis ini akan menyenangkan Wapres? Pada pidato nanti kita lihat saja ekspresi wapres, sebab Kalla dipastikan hadir memenuhi undangan DPR RI ini.




Posting Komentar